membahas, merawat, memperbaiki dan memberikan solusi kerusakan sepeda motor

Cappuccino, Pajero Sport Pelat B Yang Lagi Keliling Dunia

Foto: Instagram/Journey of WonderFoto: Instagram/Journey of Wonder

Jakarta - Berkeliling dunia menggunakan kendaraan beroda empat jelas bukan masalah mudah. Karena selain perlu adanya persiapan mental, fisik dan uang, persiapan kendaraan beroda empat yang bisa melahap segala medan juga sangat diperlukan.

Jadi pilihan melaksanakan modifikasi untuk bisa mendukung perjalanan sangat dibutuhkan. Nah langkah ini yang diambil Eelco sekeluarga, yang dikala ini tengah berkeliling dnia dengan kendaraan beroda empat Mitsubishi Pajero Sport. Mereka memperlihatkan nama yang unik untuk tunggangannya itu yakni Cappuccino. Eh, tapi kenapa namanya Cappuccino ya?

"Kami memanggilnya Cappuccino, alasannya warna putihnya selalu bermetamorfosis kecoklatan meskipun sehabis 1 hari dicuci, tanggapan terkena siraman jalanan yg kami lalui. Cappuccino sangat bisa diandalkan, kuat, tangguh dan nyaman dikala melewati banyak jalanan yang kurang mulus," ujar Eelco Koudijs.



Modifikasi

Untuk mendukung perjalanan keliling dunia, Mitsubishi Pajero Sport ini pun disulap alias dimodifikasi biar lebih tangguh di jalanan. Eelco menjelaskan kecilnya ruang yang tersedia di kendaraan beroda empat menciptakan mereka benar-benar mesti memaksimalkan ruang sekecil apapun, untuk bisa meletakkan sejumlah barang yang kami bawa selama perjalanan. Mulai dari baju, jaket-jaket ekspresi dominan dingin, buku-buku, perlengkapan berkegiatan (snorkeling, bola, dll), mainan anak-anak, perlengkapan dapur, dan lain-lain.

"Kami menciptakan sejumlah storage yang dibentuk berdasarkan hasil diskusi dan perdebatan panjang kami selama dalam masa perencanaan. Storage kami bagi menjadi 3 bagian. Storage utama yakni barang-barang yang gampang untuk diambil (buku pelajaran anak-anak, baju ganti sehari-hari) tanpa kendaraan beroda empat mesti berhenti. Ini kami letakkan di bab kaki bangku row kedua. Sehingga bawah umur bisa mengambilnya kapan saja," katanya.

"Storage kedua yakni perlengkapan masak, perlengkapan makan, baju cadangan (jika baju sehari-hari sudah menipis alasannya kotor dan belum di laundry), perlengkapan repair mobil, makanan, ini kami letakkan dalam laci-laci yang sudah dirancang khusus untuk itu. Laci kami buat dengan system otomatis locked (terkunci) dikala ditutup, sehingga dikala perjalanan, laci tidak bisa terbuka tanggapan posisi kendaraan beroda empat yang sedang naik/turun. Di dalam laci bisa diletakkan kompor, magic jar kecil, materi masakan, perlengkapan masak. Saat laci dibuka, kami siap untuk eksklusif masak," tambahnya.

Meski tampilan luarnya terlihat menyerupai kendaraan beroda empat biasanya, kendaraan beroda empat juga ada dapurnya. Mereka sengaja memasang dapur alasannya ingin bisa masak di manapun mereka berada.

"Sementara dengan menyinggahi aneka macam negara, maka kompor yang dipakai mesti bisa menggunakan materi bakar yang tersedia di negara tersebut. Tidak semua negara gampang untuk mendapat gas. Yang paling simpel memang menggunakan multi fuel stove. Tapi multi fuel stove yang tersedia di Indonesia dikala ini hanya yang jenis sangat kecil untuk camping. Sangat tidak nyaman untuk memasak sehari-hari dengan menggunakan pan yang relatif besar," ujarnya.

Akhirnya keputusan pun diambil untuk bisa menyelipkan kompor listrik. "Keputusan kami risikonya menentukan kompor listrik yang membutuhkan watt rendah. Setelah mencari-cari, risikonya kami bisa menemukannya. Pilihan ini paling sesuai bagi kami, alasannya bentuk kompor listrik yang flat dan tipis, sehingga gampang dimasukkan ke dalam laci. Untuk meletakkan panic/pan sangat stabil dan nyaman untuk memasak. Dengan adanya kompor listrik ditambah lagi dengan magic jar dan kulkas kecil, maka kendaraan beroda empat mesti bisa mensuplai kebutuhan tersebut. Pilihan awal, kami menggunakan aki kering yang bisa di isi dikala kendaraan beroda empat bergerak. Namun sehabis melihat sempitnya ruang yang tersisa di dalam kap mesin, maka pilihan ini tidak bisa dilakukan," ujarnya.



"Maka alternatif berikutnya yang elok yakni menggunakan solar panel. Dengan konsultasi dan pinjaman sobat kami Indrawan, pemasangan solar panel di kendaraan beroda empat kami bisa terlaksana di last minute, 1 hari sebelum kendaraan beroda empat dikirim dengan kapal ke Pontianak. Perlengkapan masak lainnya relatif simple. Kami membawa pan, panci, pengukus, bumbu-bumbu, perlengkapan masak lainnya. Semua ditata di dalam laci dengan aman. Kapanpun kami ingin makan kuliner sendiri, bisa eksklusif buka "kitchen" kami," tambahnya.

Dijelaskan menyelipkan solar panel bukan masalah mudah. Karena sistem listrik yang baik harus benar-benar diperhatikan.

"Ini berdasarkan kebutuhan pemakaian kompor listrik yang menyala terus selama minimal 30 menit. Listrik untuk penanak nasi, listrik untuk lampu di living room dan lampu di "open kitchen" kami. Sebenarnya berdasarkan sobat kami Indrawan, kami membutuhkan 2 solar panel dan 2 aki kering. Namun sehabis kami menghitung luasan daerah yang tersedia di rack besi atap kendaraan beroda empat kami, tidak ada daerah untuk meletakkan 2 solar panel, terlebih untuk meletakkan 2 aki kering, beban di atap kendaraan beroda empat kami terlalu berat. Karena di atap kendaraan beroda empat kami sudah ada rooftop tent dan peti storage serta nantinya ditambah jerigen materi bakar dan air bersih," ujarnya.

"Dengan terpaksa, kami risikonya hanya bisa memasang 1 solar panel ditambah dengan 1 aki kering di atap mobil. Paling tidak untuk sementara kami mesti berhemat dengan pemakaian listrik dikala kendaraan beroda empat berhenti bergerak," tambahnya.

Tidak kalah mencengangkan, perjalanan keluarga Eelco kali ini juga ikut menyediakan kamar mandi, untuk bilas dan bersih-bersih.

"Ini bab paling sensitif yang menciptakan kami beberapa kali perang masbodoh dikala menentukan pemilihan mobil. Bagi Iyel, hal yang penting mesti ada di dalam kendaraan beroda empat yakni dapur, daerah bawah umur mencar ilmu dan toilet atau shower. Karena dikala waktunya untuk ke belakang, kadang kita tidak bisa menentukan atau mengatur waktunya. Juga ketidaknyaman menggunakan toilet umum terutama di negara-negara yang belum maju. Namun, sehabis aneka macam pilihan kendaraan beroda empat yang lebih nyaman ternyata tidak bisa diambil, maka mau tidak mau Iyel bersedia menyesuaikan keinginan dengan kenyataan," katanya.

"Pilihan yang masih masuk logika yakni dengan menyiapkan tenda untuk shower toilet, pompa untuk shower dan menyiapkan closet portable. Paling tidak, dikala di Afrika dan tidur di lokasi yang antah berantah, bawah umur tetap bisa mandi ataupun ke toilet dengan sedikit lebih nyaman," tambahnya.
Back To Top