Otomotif - BMW secara resmi menggelar kampanye recall dengan skala besar. Tidak tanggung-tanggung, mobil yang terkena recall mencapai 1,6 juta unit. Untuk diketahui, BMW bermesin diesel yang terkena dampak dari kampanye ini.
Itu dilakukan lantaran ditemukan ada potensi kegagalan kerja katup EGR (exhaust gas recirculation) untuk mobil lansiran antara 2010 dan 2017 sehingga bisa menimbulkan kebakaran.
Dilansir dari situs BMWblog, sejumlah kendaraan diesel BMW mungkin mengalami kebocoran glycol dari katup EGR. Dari situ bakal ada endapan sisa dan apabila dikombinasikan dengan suhu yang tinggi dari karakter modul EGR, kemungkinan bisa menimbulkan percikan api. Meski dinilai jarang terjadi, kemungkinan buruknya intake manifoldbisa meleleh dan yang terparah, kebakaran.
Sebelumnya, BMW melakukan kampanye recall produk bermesin diesel mereka untuk benua Eropa dan Asia. Itu dilakukan sejak ada kejadian BMW bermesin diesel yang terbakar di Korea Selatan. Sebanyak 480 ribu unit BMW diesel dipanggil kembali untuk diperiksa. BMW kemudian memutuskan untuk memperluas recall mereka hingga ke seluruh dunia. Recall 480 ribu unit itu sudah dilakukan sejak medio Agustus 2018, sebelum membengkak sampai 1,6 juta unit skala global.
Dalam sebuah pernyataan, yang dikutip oleh BMWblog, juru bicara dari BMW menyampaikan recall itu bagian dari komitmen manufaktur terhadap konsumennya, meski risiko terburuk yang bisa terjadi dinilai kecil. "Recall ini adalah tujuan BMW Group untuk mendukung kepercayaan dan rasa percaya diri dari konsumen dalam produk kami," ucap juru bicara BMW.
Bagaimana dengan produk BMW di Indonesia? Pihak BMW Group Indonesia belum memberikan jawabannya. Mengingat di sini juga dipasarkan produk bermesin diesel dan skala recall yang masuk tahap global, kemungkinannya ada. Produk BMW bermesin diesel yang dipasarkan di sini antara lain: 3-series, 5-series, X3, dan X5.
Bagi pemilik kendaraan itu, jangan khawatir. Kalau memang kampanye recall global, BMW Group Indonesia pasti bakal mengumumkannya secara resmi, termasuk menghubungi langsung ke pelanggan. Apalagi, seperti disebut sebelumnya, risiko terjadinya masalah sangat kecil. Kita nantikan saja kabar dari BMW Group Indonesia.