Monday, 17 September 2018
|
Poros Propeller |
Putara mesin yang sudah dikonversi oleh transmisi selanjutnya akan diterasnferkan ke difrensial. Mekanisme ini terdapat pada jenis kendaraan bermesin di depan dan berpenggerak roda belakang. Proses perpindahan putaran mesin dari transmisi ke difrensial dihubungkan dengan sebuah poros panjang yang selain besar lengan berkuasa juga flexsibel yaitu poros propeller (
Propeller shaft ).
Fungsi Poros Propeller yaitu untuk menghubungkan putaran dari transmisi ke difrensial. Transmisi terpasang pada rangka yang disambugkan dengan sebuah enggine mounting yang terbuat dari karet keras, sedangkan difrensial dipasang pada axle yang didukung oleh pegas.
Secara garis besar, ada 2 jenis poros propeller yang terdapat pada kendaraan yaitu : 1. Type 2 Joint
|
Type 2 joint |
Poros propeller type 2 joint atau lebih mudahnya untuk memahami ini ialah poros propeller yang memiliki 2 persambungan. Yang mana pada setiap persambungannya memakai universal joint, berbentuk silang empat yang menciptakan poros propeller sanggup bekerja secara fleksibel namun tetap besar lengan berkuasa menyesuaikan kondisi transmisi dengan difrensial. Jenis 2 joint ini biasanya dipakai untuk kendaraan yang memunyai jarak transmisi dengan difrensial yang pendek menyerupai pada kendaraan beroda empat - kendaraan beroda empat minibus.
2. Type 3 Joint
|
Type 3 Joint |
Berbeda dengan jenis 2 joint, type 3 joint memiliki 3 persambungan. Persambungan tersebut terlatak pada bab poros output transmisi, bab tengah memakai center bearing yang melekat pada rangka dan yang terakhir persambungan pada difrensial. Penyambungnnya juga memakai universal joint menyerupai pada jenis 2 joint. Jenis persambungan 3 joint dipakai pada kendaraan - kendaraan yang memiliki panjang maksimal, menyerupai pada truck ataupun bus.
|
Centre Bearing |
Rubber bushing berfungsi untuk mencegah getaran hingga ke body kendaraan sehingga suara dari propeller shaft pada kecepatan tinggi sanggup dikurangi
Konstruksi universal joint dalam penyambungannya pada poros propeller juga memiliki jenis yang berbeda-beda. 1. Hooke Joint
|
Hooks Joint |
Type Hooks Joint merupakan type yang banyak dipakai pada kendaraan. Ini alasannya ialah konstruksinya yang kuat. Namun dalam perbaikannya, ada beberapa hooks joint yang sanggup dibongkar ( Solid bearing cup) dan tidak sanggup dibongkar ( sheel bearing cup ). Pembongkaran hooke joint tidak mengecewakan agak susah, alasannya ialah harus dilakukan dengan cara memukul dengan keras namun merata pada semuanya.
2. Flexible Joint
|
Flexible Joint |
Flexible joint terdiri dari karet kopling yang keras yang diletakkan diantara dua yoke berbentuk kaki tiga. Kelebihan jenis flexible joint adalah tidak menghasilkan ukiran pada ketika berputar dan dengan lembut serta tanpa dibutuhkan pelumasan. Namun jenis ini hanya dipakai untuk perpindahan putaran yang tidak memerlukan tenaga besar. Karena jenis karet yang dipakai sanggup gampang getas ( retak ).
Propeller shaft dipakai pada jenis kendaraan berpenggerak roda belakang dengan mesin didepan. Lalu bagaimana dengan kendaraan bermesin didepan berpenggerak roda belakang ? proses pemindahan putaran yang dilakukan oleh mesin didepan berpenggerak roda depan memakai constant velocity joint. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah,
|
Constant Velocity Joint |
Cara kerjanya menyerupai mirip poros propeller sama-sama menyalurkan putaran, namun constant velocity joint menyalurkan putaran dari transaxle pribadi ke roda depan bab kanan dan kiri. Sifatnya juga flexsibel dan besar lengan berkuasa dalam menyalurkan putaran.