Vallentino Rossi - Memliki tugas baru diajang balap motoGP 2018. Pastinya, salah satu yang harus di persiapkan adalah membuat sepeda motor yang lebiih segar agar Vallentino Rossi dapat meraih title juaranya pada musim yang akan datang.
Maka sebab itu, perusahaan Yamaha kini akan menyibukan diri pada musim ini, di banding merk pabrik lainnya agar Rossi dan Maverick Vinales keluar dari permasalahan musim lalu (2017).
Musim lalu (2017) Yamaha mengalami kendala. Dari 18 seri balapan yang di gelar, Yamaha hanya meraih empat balapan yang berhasil dimenangi. Banyaknya aturan baru di MotoGP 2018 seperti penggunaan ban dan elektronik yang sesuai dengan aturan yang berbeda membuat kemenangan yamaha turun menjadi 50 persen.
Dengan kata lain, Yamaha mengklaim pergantian pemakaian dari Bridgestone ke Mihcelin dan perangkat elektronik yang sesuai dengan aturan Dorna menjadikan YZR-M1 Motor buruk, karena tidak beradaptasi dengan cepat.
"Itu adalah musim terburuk. Tahun 2016, Vallentino Rossi memiliki Feeling yang baik dengan motor namun permasalahan dengan ban belakang membuatnya memburuk,"ungkap kepala mekanik Rossi, Silvano Galbusera dikutip Motorsport Magazine, Sabtu (6/1/2018).
"Selama musim balap 2017 kami memodifikasi motor agar ban belakang dapat berfungsi dengan sempurna. Di beberapa trek itu bisa bekerja tapi Rossi kehilangan Feeling dengan motor. Sehingga ia tidak dapat memacu motor lebih cepat saat di tikungan. Di data memang ini tak terlihat, namun itu di jelaskan langsung oleh Rossi," jelasnya lagi.
Galbusera menganggap di awal musim tahun 2017, motor tersebut 100 persen tidak cocok dengan Rossi. Tapi di waktu yang sama Maverick sangat cepat. Balapan pun tidak buruk. Hanya saja, kala itu karena settingan mesin tidak pas, dan Yamaha sedikit mengubah sasis dengan geometri yang berbeda.Hal itu tidak dirasakan Rossi seperti mengendari motor YZR-M1.
Masalah yang cukup besar bagi Yamaha adalah saat motor melintasi tikungan bagian akhir. Menurut Galbusera, jika pembalap tidak bisa menggunakan trik yang baik pada tikungan, maka motor akan melambat dan hal itu dipastikan akan menghabiskan waktu beberapa detik.
Karena itu, mereka akan membuka gas lebih banyak untuk mengejar ketertinggalan waktu. "Sepanjang musim 2017, kami mencoba untuk tidak memikirkan catatan waktu lap tercepat dan mulai memikirkan bagaimana agar ban belakang tidak cepat habis. Kami mengurangi tenaga motor, ban belakang memang lebih awet, tapi tidak dengan akselerasi. Ini dilema karena kami tak bisa memaksimalkan tenaga pada mesin, motor tak bisa berakselerasi tanpa putaran ban dan menghabiskan ban belakang," sambungnya.
Ymaha memang memerlukan sasis terbaik agar performa motor lebih seimbang saat di tikungan. itu membuat pekerjaan besar menanti para teknisi motor untuk menemukan rahasia software Magneti Marelli, seperti sudah dilakukan teknisi Ducati dan Honda.
Maka sebab itu, perusahaan Yamaha kini akan menyibukan diri pada musim ini, di banding merk pabrik lainnya agar Rossi dan Maverick Vinales keluar dari permasalahan musim lalu (2017).
Musim lalu (2017) Yamaha mengalami kendala. Dari 18 seri balapan yang di gelar, Yamaha hanya meraih empat balapan yang berhasil dimenangi. Banyaknya aturan baru di MotoGP 2018 seperti penggunaan ban dan elektronik yang sesuai dengan aturan yang berbeda membuat kemenangan yamaha turun menjadi 50 persen.
Dengan kata lain, Yamaha mengklaim pergantian pemakaian dari Bridgestone ke Mihcelin dan perangkat elektronik yang sesuai dengan aturan Dorna menjadikan YZR-M1 Motor buruk, karena tidak beradaptasi dengan cepat.
"Itu adalah musim terburuk. Tahun 2016, Vallentino Rossi memiliki Feeling yang baik dengan motor namun permasalahan dengan ban belakang membuatnya memburuk,"ungkap kepala mekanik Rossi, Silvano Galbusera dikutip Motorsport Magazine, Sabtu (6/1/2018).
"Selama musim balap 2017 kami memodifikasi motor agar ban belakang dapat berfungsi dengan sempurna. Di beberapa trek itu bisa bekerja tapi Rossi kehilangan Feeling dengan motor. Sehingga ia tidak dapat memacu motor lebih cepat saat di tikungan. Di data memang ini tak terlihat, namun itu di jelaskan langsung oleh Rossi," jelasnya lagi.
Galbusera menganggap di awal musim tahun 2017, motor tersebut 100 persen tidak cocok dengan Rossi. Tapi di waktu yang sama Maverick sangat cepat. Balapan pun tidak buruk. Hanya saja, kala itu karena settingan mesin tidak pas, dan Yamaha sedikit mengubah sasis dengan geometri yang berbeda.Hal itu tidak dirasakan Rossi seperti mengendari motor YZR-M1.
Masalah yang cukup besar bagi Yamaha adalah saat motor melintasi tikungan bagian akhir. Menurut Galbusera, jika pembalap tidak bisa menggunakan trik yang baik pada tikungan, maka motor akan melambat dan hal itu dipastikan akan menghabiskan waktu beberapa detik.
Karena itu, mereka akan membuka gas lebih banyak untuk mengejar ketertinggalan waktu. "Sepanjang musim 2017, kami mencoba untuk tidak memikirkan catatan waktu lap tercepat dan mulai memikirkan bagaimana agar ban belakang tidak cepat habis. Kami mengurangi tenaga motor, ban belakang memang lebih awet, tapi tidak dengan akselerasi. Ini dilema karena kami tak bisa memaksimalkan tenaga pada mesin, motor tak bisa berakselerasi tanpa putaran ban dan menghabiskan ban belakang," sambungnya.
Ymaha memang memerlukan sasis terbaik agar performa motor lebih seimbang saat di tikungan. itu membuat pekerjaan besar menanti para teknisi motor untuk menemukan rahasia software Magneti Marelli, seperti sudah dilakukan teknisi Ducati dan Honda.