Axle shaft yakni poros berpengaruh dan bersifat elastis yang befungsi sebagai penopang beban kendaraan serta meneruskan putaran eksklusif ke roda. Letaknya yang berada dibawah kendaraan, jarang para pemilik kendaraan mengeceknya. Karena memang poros axle tidak butuh dirawat ataupun diservice alayknya sebuah mesin.
Jika terjadi kerusakan pada poros axle shaft, maka solusinya yakni mengganti dengan yang baru. Dan kerusakan yang sering terjadi pada poros ini yakni bengkok ataupun patah jawaban menopang berat berlebih dan ini tidak memungkinkan untuk diperbaiki.
Walaupun demikian, poros axle termasuk komponen yang usang rusak ( long time ) dalam penggunaanya. Dengan catatan penggantian oli gardan dilakukan dengan waktu yang sempurna ya. Axle shaft yang dipakai pada setiap jenis kendaraan berbeda - beda, tergantung dari jenis kendaraan pengangkut beban besara atau pun kecil. Selain itu pemilihan poros axle shaft pada kendaraan juga mengutamakan kenyamanan dalam berkendaraan.
Adapun jenis - jeins poros axle shaft yaitu :
1. Axle Shaft Type Rigid ( Kaku )
Axle Shaft Type Rigid |
Axle shaft tipe rigid sering dipakai pada kendaraan berskala menengah ke atas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan – medan berat alasannya yakni bisa menahan beban yang berat dengan baik.
Axle shaft hanya dipakai untuk kendaraan - kendaraan berpenggerak roda belakang yang memakai difrensial sebagai pembagi putaran roda kanan belakang dan roda kiri belakang.
Cara kerja axle shaft model rigid yaitu :
Karena bentuknya yang kaku sehingga pada dikala kendaraan berjalan posisi body kendaraan seolah – olah mengikuti gerakan posisi axle yang kaku. Apabila kendaraan berjalan pada jalan miring, maka bodi kendaraan juga akan ikut miring. Hal ini terjadi alasannya yakni bentuk axle shaft jenis rigid ( kaku) tidak bisa menyesuaikan tinggi sebelah kanan dan kiri.
Cara kerja axle shaft type rigid |
Keuntungan :
a. Konstruksi lebih kuat.
b. Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas
c. Sanggup menahan beban berat
d. Moment yang dihasilkan besar
Kerugian :
a. Suspensi keras
b. Pada dikala kendaraan berjalan di jalan yang bergelombang kendaraan tidak stabil
c. Sudut beloknya kecil
2. Axle Shaft Type Independent ( Fleksibel )
Axle shaft type independent |
Tipe ini sering dipakai pada kendaraan kecil. Karena disamping konstruksinya ringan, juga bisa menciptakan sudut belok yang besar sehingga menambah rasa kenyamanan yang lebih baik dibanding jenis axle shaft rigid. Axle shaft jenis indepent terpasang pada transaxle sebagai pencetus roda depan.
Cara kerja Axle Shaft Type Independent yaitu :
Dengan dilengkapi Constant Velocity ( CV ) joint maka pada dikala kendaraan melaju dijalan yang bergelombang, posisi body kendaraan seakan – akan tidak terpengaruh oleh keadaan jalan yang miring. CV joint dibentuk dengan desain yang bisa bergerak putar, memanjang, memendek dan menciptakan sudut dalam meneruksan putaran ke roda.
Cara kerja axle shaft type independent |
Keuntungan :
a. Suspensi lembu
b. Pada dikala kendaraan berjalan di jalan yang bergelombang, bodi kendaraan lebih stabil
c. Mempunyai sudut belok yang lebih besar
Kerugian :
a. Konstruksinya tidak kuat
b. Sehingga hanya cocok untuk kendaraan - kendaran kecil yang mengutamakan kenyamanan
c. Tidak mampu menahan beban berat
d. Moment yang dihasilkan kecil
Tag :
chasis